Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Kamis, 27 Mei 2021 | 14:19 WIB
Ilustrasi Prdodusen tahu dan tempe.[Antara]

SuaraBekaci.id - Produsen tahu dan tempe di Jawa Barat diminta untuk tidak melakukan aksi mogok produksi dan berjualan yang disebabkan tingginya harga kedelai akibat kelangkaan di sejumlah pemasok.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Eem Sujaemah mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait ancaman mogok dari para produsen tahu dan tempe akibat tingginya harga kedelai dan kelangkaan di sejumlah pemasok," kata Eem Sujaemah dilansir dari Antara, Kamis (27/5/2021).

Dia menyatakan, pihaknya telah melakukan operasi pasar menindaklanjuti tingginya harga jual kedelai sejak Desember 2020. Operasi pasar tersebut dilakukan bersama Satgas Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan  Jawa Barat, serta Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo).

Baca Juga: Dituntut 5 Bulan Penjara, Habib Bahar: Alhamdulillah Jaksa Adil

Sayangnya, operasi pasar tersebut tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan produsen yang terus tinggi lantaran pasokan impor kedelai semakin susut.

Menurut dia, tingginya kebutuhan kedelai dalam negeri tidak bisa diimbangi oleh pasokan dari importir.

"Jadi berdasarkan keterangan Kementerian Perdagangan importir lagi susah, Amerika Serikat sebagai importir lagi banyak permintaan. Kedelai di kita ada, tidak langka namun harganya mencapai Rp10.500 hingga Rp10.700 per kilogram," ujarnya.

Kini, Disperindag Jawa Barat menunggu arahan dan kebijakan teknis dari Kemendag dan Kementan terkait solusi pasokan dan kedelai. Pihaknya juga memastikan informasi bahwa dari Gakoptindo tidak ada perintah agar produsen tempe dan tahu melakukan mogok produksi.

"Dan mungkin ada yang mogok tapi tidak semuanya, pemerintah tidak tinggal diam kok," ujarnya.

Baca Juga: Terlalu Berat, Dua Remaja di Kota Banjar Gagal Curi Kotak Amal Masjid

Ia mengatakan salah satu solusi dari Gakoptindo agar produsen menaikkan harga jual maksimal 30 persen.

Pilihan menaikkan harga produksi, lanjut dia, bisa menjadi solusi jangka pendek ketimbang produsen tahu-tempe mogok produksi.

"Jika harga tahu tempe naik 30 persen, itu tidak akan jadi masalah. Secara organisasi Gakoptindo tidak menyarankan libur produksi, kalau dia mogok implikasinya malah akan lebih banyak,” kata Eem.

Load More