SuaraBekaci.id - Dadih Leo merupakan Kepala Desa Mandalagiri, Kecamatan Leuwisari. Dia merupakan mantan preman yang pernah merasakan pahit getir jalanan sebelum masuk pemerintahan.
Kepala Desa Mandalagiri Dadih Leo menceritakan perjalanan hidupnya dari preman hingga sukses menjadi kepala desa.
Pria kelahiran Tasikmalaya 5 Agustus 1963 itu mengaku sempat merantau selama belasan tahun. Dia tinggal di wilayah Banten pada 1985.
Saat di sana, Dadih mulai masuk ke dalam dunia preman. Tapi wilayah 'jajahan' Dadih bukan hanya Banten, ia juga masuk ke wilayah Bogor, Tanjung Priok Jakarta, Bekasi, dan Bandung.
Baca Juga: Warga Kecewa Kantor Pos Bekasi Tiadakan Pembayaran BST Susulan
Di beberapa wilayah itu, kata Dadih, dia membekingi beberapa toko dan lahan parkir. Pundi-pundi uang tiap hari mengalir deras ke kantongnya dan dikirim ke keluarganya yang berada di Tasikmalaya.
"Di dunia premanisme itu saya lakoni dari tahun 1985 sampai 1998. Bukan hanya di satu kota saja tapi di beberapa kota," ucap Dadih dilansir dari Ayotasik.com - jaringan Suara.com, Rabu (13/1/2021).
Selama di perantauan dan masuk di dunia preman, Dadih seringkali terlibat bentrok dengan preman dari wilayah lain. Perkelahian dan pertikaian kerap terjadi setiap hari hingga akhirnya membawa ia masuk ke penjara.
"Berkelahi mah udah tiap hari. Masuk penjara udah bosan saking seringnya. Dulu kan demi perut saya diam di dunia preman," tambah Dadih.
Dunianya juga menjerumuskan ia ke dunia narkoba. Berbagai jenis narkoba pernah dicicipi hingga akhirnya tertangkap polisi dan kembali menghuni hotel prodeo.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bekasi Diundur Februari
"Saya masuk penjara itu karena dua hal, kalau tidak berkelahi ya narkoba." ujar Dadih.
Setelah merasakan kerinduan dengan kampung halaman dan bosan hidup di perantauan, pada 1998, pria dua anak ini memutuskan untuk pulang kampung dan mulai aktif di salah satu organisasi massa.
Selain melakukan beberapa kegiatan sosial, ia pun mencoba menyelami karakter warga yang ada di wilayahnya yakni Desa Mandalagiri.
"Saya pulang tahun 1998, dan mulai aktif di masyarakat. Berbaur dengan masyarakat dan menyelami bagaimana karakter masyarakat," papar Dadih.
Setelah mengenal kondisi dan karakter masyarakat di kampungnya, muncul niatan untuk ikut terlibat dalam pembangunan. Ia berpikir, salah satu jalan untuk membantu kondisi warga yang serba kesulitan yakni dengan menjadi pemimpin.
"Saya ingin bantu, tapi tidak punya. Makanya saya niatkan maju di Pilkades tahun 2018. Dan alhamdulilah saya menang karena kepercayaan maayarakat," ucap Dadih.
Terpilih Kades, Dadih Lakukan Reformasi Birokrasi Desa
Setelah terpilih dan ditetapkan sebagai Kades, Dadih Leo pun mulai bekerja. Gebrakan pertamanya yakni melakukan reformasi birokrasi dan pembenahan pelayanan. Ia mengikis habis praktek pungli yang terjadi puluhan tahun di pelayanan desa baik dalam pengurusan KTP, KK, maupun kependudukan lainnya.
"Pertama saya kikis habis pungli. Haram tanda tangan saya dipakai untuk meminta uang kepada warga. Saya tekankan itu kepada aparatur desa," ujar Dadih.
Selain reformasi birokrasi dan perbaikan pelayanan dasar masyarakat, lanjut Dadih, ia juga melakukan perombakan di tubuh aparatur desa. Ia mengkombinasikan antara tenaga generasi muda dan tua.
Bahkan, dalam posisi stategis seperti BUMdes, ia tempaktkan generasi muda dengan harapan bisa berinovasi dan menciptakan hal baru yang berujung pada peningkatan ekonomi maayarakat.
"Saya juga tekankan disiplin kepada aparatur desa. Kami bekerja serius tapi santai jadi tidak kaku," ucap Dadih.
Di masa kepemimpinannya sekarang, lanjut Dadih, ia ingin menorehkan kebaikan d itengah masyarakat. Paling tidak dengan kebijakan yang ia buat akan menjadi ladang pahala untuk bekal nanti di akhirat
"Hidup saya dulu hitam, saya sadar akan mati makanya sekarang mencoba memberikan kebaikan meskipun melalui sebuah kebijakan," ujar Dadih.
Berita Terkait
-
Urgensitas Perda Tasikmalaya dan Teror Geng Motor yang Belum Usai
-
Mayatnya Dimasukan ke Karung, Pengakuan 'Ngeri' Pembunuh Nenek-nenek di Tasikmalaya
-
Bupati Tasikmalaya Beri Kabar Terbaru Setelah 55 Orang Tim Pengamanan Presiden Jokowi Keracunan
-
Misteri Kematian Penjual Bakso di Tasikmalaya, Terbujur Kaku di Toilet Kontrakan
-
Hilang 3 Bulan, Iis Ditemukan Sudah Menjadi Tengkorak di Hutan
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
Tragis! Jenazah Korban Kebakaran Pabrik Bekasi Terpaksa Dimakamkan Tanpa Peti
-
Pilgub Jabar: Warga Kota Bekasi Dibayar 200 Perak Lipat dan Sortir Kertas Suara
-
Review Airpods Pro: Headset Super Canggih yang Cocok untuk HP Apa Saja
-
Daftar Nama Korban Luka dan Hilang Akibat Kebakaran Hebat Pabrik di Bekasi
-
Publikasi BRI: Ekspansi Bisnis UMKM pada Triwulan III 2024 Melambat